
Berlian Last Day : Nasehat – Nasehat Selepas Ramadhan
Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah karena sampai saat ini Allah masih diberikan nikmatnya bulan Ramadhan ini.
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah, ‘Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)
Pembaca yang Mulia…
Bulan Ramadhan beberapa saat lagi akan Meninggalkan kita, bulan yang mulia, yang diharapkan oleh orang-orang shalih perjumpaan dengannya.
Di bulan ini, seseorang bisa mengumpulkan pahala yang banyak dengan waktu yang singkat demi mencapai kedudukan yang mulia di sisi Allah Ta’la yaitu Taqwa.
Sejenak, marilah kita introspeksi, sudah berapa kali kita mendapati Ramadhan.
Namun, apakah kita telah meraih pelajaran-pelajaran berharga dari bulan Ramadhan?
Sudahkah Ramadhan membuahkan perubahan dalam pribadi kita ataukah hanya sekedar rutinitas belaka yang datang dan berlalu begitu saja?
Oleh sebab itu, tulisan ini akan menjadi motivasi dan nasihat – nasihat dari pelajaran Ramadhan, semoga dapat kita pahami, menjadi motivasi, dan dapat kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin...
Bulan Ramadhan merupakan sekolah keimanan dan Pendidikan Hati dan Syahwat bagi orang yang mengetahuinya.
Banyak sekali nasehat – nasehat Ramadhan bagi yang bisa mengambil darinya, di antaranya:
1. Ramadhan mengajarkan tentang Totalitas keIkhlasan
Ikhlas merupakan fondasi pertama diterimanya suatu amalan ibadah seorang hamba. Dalam ibadah puasa secara khusus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
من صام رمضان إيمانا واتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan karena keimanan dan mengharap pahala Allah, maka akan diampunilah dosanya yang telah lalu.” (HR. bukhori dan Muslim)
Demikian pula dalam setiap amal ibadah kita, marilah kita ikhlaskan murni hanya untuk Allah semata sehingga kita tidak mengharapkan selain Allah. Ingatlah bahwa sebesar apa pun ibadah yang kita lakukan tetapi bila tidak ikhlas mengharapkan wajah Allah maka sia-sia belaka tiada berguna.
Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim no. 1905 dikisahkan bahwa tiga golongan yang pertama kali dicampakkan oleh Allah adalah mujahid, pemberi shodaqoh, dan pembaca Alquran.
- Perhatikanlah, bukankah jihad merupakan amalan yang utama?!
- Bukankah shodaqoh dan membaca Alquran merupakan amalan yang sangat mulia?
- Namun, kenapa mereka malah dicampakkan ke neraka?! Jawabannya, karena mereka kehilangan keikhlasan dalam beramal.
2. Penerapan Mutaba’ah Kepada Rasulullah SAW.
Praktek Puasa Ramadhan ini kental dengan ketaatan mengikuti Ajaran Rosulullah SAW. Mengikuti sunah merupakan fondasi kedua untuk diterimanya suatu ibadah. Betapa pun ikhlasnya kita dalam beribadah tetapi kalau tidak sesuai dengan sunah Nabi SAW maka tertolak dan tidak diterima.
Oleh karenanya, dalam berpuasa kita meniru bagaimana puasa Nabi SAW seperti mengakhirkan sahur dan bersegera dalam berbuka.
لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
“Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka puasa dan mengakhirkan sahur.” (HR. Bukhori-Muslim).
Demikian pula dalam setiap ibadah lainnya, marilah kita berusaha untuk meniru agar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga amal kita tidak sia-sia belaka.
Benarlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa setiap kebaikan dan kejayaan hanyalah dengan mengikuti sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam walaupun terkadang akal belum menerima sepenuhnya.
Dalam Perang Uhud, kenapa kaum muslimin mengalami kekalahan?
Jawabannya, karena mereka tidak taat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karenanya, apabila kita menginginkan kejayaan maka hendaknya kita menghidupkan dan mengagungkan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan malah merendahkan dan melecehkannya!!
3. Ingatlah Tujuan Puasa adalah Takwa dan Muroqobah
Meraih derajat takwa merupakan tujuan pokok ibadah puasa. Allah berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).
Takwa artinya takut kepada Allah dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya sesuai dengan sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karenanya, marilah kita koreksi dan bertanya pada hati kita masing-masing,
Apakah kita bertujuan hendak meraih tujuan puasa ini ? Akankah kita memetik buah ketakwaan ini ? Ataukah kita puasa hanya menjalaninya dengan anggapan sekadar rutinitas saja ?
Seorang yang berpuasa tidak akan berbuka sekalipun manusia tidak ada yang mengetahuinya karena merasa takut dan merasa diawasi oleh Allah dalam gerak-geriknya.
Demikianlah hendaknya kita dalam setiap saat merasa takut dan diawasi oleh Allah di mana pun berada dan kapan pun juga, terlebih ketika kita hanya seorang diri. Apalagi pada zaman kita ini, alat-alat kemaksiatan begitu mudah dikonsumsi, maka ingatlah bahwa itu adalah ujian agar Allah mengetahui siapa di antara hamba-Nya yang takut kepada-Nya.
4. Selalu Rajutlah Persatuan
Bersatu dan tidak berpecah belah merupakan suatu prinsip yang diajarkan Islam dalam banyak ayat Alquran dan hadis. Dalam puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصَوْمُ يَوْمَ تَصُوْمُوْنَ وَالفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُوْنَ
“Puasa itu hari (ketika) manusia berpuasa dan hari raya itu hari (ketika) manusia berhari raya.” (HR. tirmidzi no. 607 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah no. 224)
Ya, demikianlah ajaran Islam yang mulia. Lantas kenapa kita harus berpecah belah dan fanatik terhadap kelompok dan golongan masing-masing, padahal sembahan kita satu, Rasul kita satu, ka’bah kita satu, dan Alquran kita satu ?
Oleh karenanya, marilah kita rapatkan barisan kita dan rajut persatuan dengan mengikuti Alquran dan sunah, taat kepada pemimpin kita, dan mengingkari setiap pemikiran yang mengajak kepada perpecahan.
5. Kembalilah kalian kepada Ajaran Alquran
Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alquran yang berisi petunjuk bagi umat manusia. Allah berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185)
Maka hal ini memberikan pelajaran kepada kita kaum muslimin agar kembali kepada ajaran Alquran dengan membacanya, memahami isinya, mengamalkannya, dan menjadikannya sebagai cahaya dalam menapaki kehidupan ini.
Kehinaan yang menimpa kaum muslimin pada zaman sekarang tidak lain adalah disebabkan jauhnya mereka dari Alquran dan sunah.
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
“Jika kalian telah berjual beli dengan sistem al-inah (salah sistem menuju riba), kalian sibuk dengan ekor sapi, rela dengan tanaman, meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian dan Alah tidak mencabutnya dari kalian sehingga kalian kepada agama kalian.” (HR. Abu Dawud no. 3462 dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah no. 11)
Demikian pula, bencana demi bencana yang menimpa negeri ini dari tsunami, banjir, tanah longsor, lumpur panas, dan sebagainya, barangkali semua itu karena perbuatan dosa umat manusia agar mereka segera menyadari dan kembali kepada ajaran agama yang suci. Allah berfirman :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
“Telah tampak kerusakan di daratan dan lautan disebabkan ulah perbuatan manusia.” (QS. Ar-Rum: 41)
Demi Allah, sesungguhnya kemaksiatan itu sangat berpengaruh pada keamanan suatu negeri, kenyamanan, dan perekonomian rakyat. Sebaliknya, ketaatan akan membawa keberkahan dan kebaikan suatu negera. Allah berfirman,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَاْلأَرْضِ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’rof: 96)
6. BerKasih Sayang Kalian Terhadap Sesama.
Bulan Ramadhan adalah bulan kasih sayang dan kedermawanan, karena bulan itu adalah bulan yang sangat mulia dan pahalanya berlipat ganda. Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dan lebih dermawan lagi apabila di bulan Ramadhan, sehingga digambarkan bahwa beliau lebih dermawan daripada angin yang kencang.
“Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala semisal oran gyan gberpuasa, tanpa dikurangi dari pahala yang orang berpuasa sedikit pun.” (HR. Tirmidzi no. 807 dan dishohihkan al-Albani)
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Islam adalah agama yang rahmat (kasih sayang) kepada sesama. Bagaimana tidak, di antara nama Allah adalah Rahman dan Rahim (Maha penyayang), Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga adalah penyayang, Alquran juga penyayang, lantas bagaimana ajaran Islam tidak menganjurkan umatnya untuk berbuat kasih sayang kepada sesama?!
Oleh karenanya, celakalah segelintir orang yang melakukan aksi-aksi terorisme dan pengeboman yang sangat bertentangan dengan prinsip Islam adalah kasih sayang sehingga menimbulkan kerusakan yang sangat banyak seperti hilangnya keamanan negara, hilangnya nyawa, rusaknya bangunan, tercemarnya nama Islam, dan lain sebagainya.
Puasa tidak hanya menahan makan dan minum semata, tetapi lebih dari itu, yaitu menahan anggota badan dari bermaksiat kepada Allah. Menahan mata dari melihat yang haram, menjauhkan telinga dari mendengar yang haram, menahan lisan dari mencaci dan menggibah, menjaga kaki untuk tidak melangkah ke tempat maksiat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan amalannya serta kebodohan, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Sekuat tenaga Berjuang Melawan Hawa Nafsu
Dalam puasa seorang muslim dituntut untuk melawan hawa nafsunya. Dia harus sabar menahan rasa lapar dan dahaga serta keinginan bersenggama yang sangat disenangi oleh nafsu manusia. Dia melawan kemauan hawa nafsu tersebut untuk mendapatkan ridha dan kecintaan Allah.
Demikian hendaknya setiap kita wahai kaum muslimin harus lebih mengedepankan cinta Allah daripada kemauan hawa nafsu yang kerap mengajak kepada kemaksiatan.
وَمَآأُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلاَّ مَارَحِمَ رَبِّي
“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.” (QS. Yusuf: 53)
Maka siapa saja di antara kita yang terjerumus dalam dosa maka hendaknya dia berjuang melawan hawa nafsunya demi mendapatkan kecintaan Allah.
8. Konsistenlah di Atas Ketaatan
Ibadah puasa mengajarkan kepada kita untuk tetap konsisten dalam ketaatan. Oleh karena itu, perhatikanlah hadits berikut:
“Dari Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, ‘Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki sepuluh akhir bulan Ramadhan maka beliau bersungguh-sungguh ibadah, menghidupkan malam, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Demikian nasihat – nasihat Ramadhan setelah ia meninggalkan kita. Mestinya setiap hari dan malam dibulan Ramadhan diisi dengan Aktifitas – aktifitas yang positif sehingga Ramadhan ini berpengaruh pada diri kita. Suri teladan kita Nabi Muhammad SAW justru lebih bersungguh-sungguh di akhir Ramadhan, bukan terbalik seperti kebanyakan di antara kita, di awal Ramadhan kita semangat tetapi di akhir-akhir Ramadhan sibuk dengan baju baru, kue lebaran, dan hiasan rumah.
Selamat Tinggal Ramadhan, Semoga kelak kami diPertemukan Kembali denganmu, bulan yang penuh dengan keindahan dan ketenangan.
Wallahu ‘Alam Bi Showwab.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
PPDB SDIT AT TAUBAH BATAM TA. 2024/2025 SEGERA DIBUKA
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SDIT AT TAUBAH Tahun Pelajaran 2024/2025 akan segera di buka pada Senin, 09
MABIT Level 6 "Sehari Lebih Dekat Dengan Al-Qur'an"
"Menjadikan Al-Qur'an sebagai sahabat di Dunia" menjadi Tema dalam MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa) untuk Level 6 SDIT At Taubah di semester ganjil TA. 2023-2024. Siswa-siswi
Implementasi Kurikulum Merdeka Semester Ganjil TA. 2023-2024 SDIT At Taubah
Kurikulum merdeka sudah mulai diimplementasikan di SDIT At Taubah mulai Tahun Ajaran 2023-2024. Salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum merdeka adalah adanya kegiat
MABIT Level 5 : Memupuk Keimanan Dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT
Keimanan dan ketakwaan seseorang kadang naik, kadang turun. Sebab itulah, konsistensi pemeliharaan keduanya sangat diperlukan. Sebagai sekolah Islam, di SDIT At Taubah Batam mendesign k
Kelas Inspirasi SDIT At Taubah ”Sehari Berbagi Profesi” : Semangat Wujudkan Cita-cita
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..... Hallo Sahabat SDIT At Taubah. SDIT At Taubah terus berupaya meningkatkan motivasi belajar siswa/i untuk menggapai cita-cita, salah satu
Pembelajaran Budi Pekerti tentang Thaharah (Wudhu) SDIT At Taubah
Pendidikan karakter dan budi pekerti memang harus diterapkan pada setiap anak sejak dini. Pada anak usia sekolah dasar harus dilatih dan diajarkan bagaimana pentingnya pendidikan karakt
Kunjungan Museum Penerangan Secara Virtual Tour Kelas 5 Ubay SDIT At Taubah
Di hari Senin, 28 Agustus 2023 sebanyak 28 siswa-siswi Kelas 5 Ubay SDIT At Taubah melakukan Kunjungan Museum Penerangan yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah di bawah Kementeria
Tasmi' Qur'an Per Juz Siswa-Siswi SDIT At Taubah
SDIT At Taubah adakan Tasmi’ Hafalan Qur’an Perjuz selama satu hari di Masjid At Taubah pada Rabu, 23 Agustus 2023. Tahfidz Qur’an adalah sebuah Program kegiatan ungg
Rabu Bersih, Guru & Siswa Bersihkan Lingkungan Sekolah
Kebersihan adalah sebagian dari iman, demikian Islam mengamanatkan betapa pentingnya kebersihan, sehingga dipandang sebagai sebagian dari iman. Untuk itu kesadaran akan pentingnya keber
Lomba Volly Meriahkan Peringatan HUT Ke-78 RI Yayasan Wakaf At Taubah
Banyak kegiatan yang digelar dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia, salah satunya dengan berbagai lomba. Voli merupakan lomba wajib dalam memeriahkan acara HUT RI.